bermimpi, dan berhasillah

Sabtu, Juli 02, 2016

                                                       BERMIMPI DAN BERHASILLAH

Cerita seperti ini bukan hal baru, tetapi karena aku menyaksikan sendiri kisahnya, ada sebuah emosi yang berbeda dibanding jika aku membacanya dari kisah orang lain. Ini tentang seseorang yang paling dekat denganku.

Ketika pertama kali hidup bersamanya, kami masih sama-sama sangat muda, aku 23 tahun dan dia 25 tahun, benar-benar memulai semuanya dari nol. Kami berbeda jurusan kuliah, berbeda universitas. Perbedaan dunianya dengan duniaku membuat aku tidak terlalu memahami dunia kerjanya. Dia orang teknik, aku pendidikan. Ketika anak pertama kami lahir, penghasilan didapat dari sebuah perusahaan power supply di Bekasi. Pekerjaan dengan tingkat kesulitan yang tinggi, dan posisi sebagai seorang QA Analyst membuat dia terbiasa untuk bertanya apa masalahnya? Apa yang salah dari alat ini, sehingga hampir di dalam keseharian pun dia selalu berpikir negatif dan “buruk sangka”.  Ketika itu, aku melihat bukan ini sebenarnya dirinya. Dia layak mendapatkan lebih dari itu. Dia bermimpi mendapatkan pekerjaan yang lebih menantang dan mengeksplor ilmunya.  Dengan izin Allah, ketika anak kedua lahir, diterimalah ia di perusahaan distributor alat kesehatan di Jakarta. Kantor ini jelas  berbeda dengan perusahaan sebelumnya, dan meskipun harus menjadi newbie lagi, diambilnya tawaran itu. Padahal di tempat sebelumnya dia baru saja mendapat posisi baru. Lalu, bekerjalah ia di kantor tersebut selama 8 tahun lamanya. Selama kurun waktu itu, ada kesempatan tarining untuk karyawan yang dinilai kapabel ke Jepang dan China. Dari dua negara itu, dia sangat ingin ke Jepang, Lalu dia mulai bermimpi. Maka setiap hari, hampir di setiap kesempatan dia berteriak dengan lantang: Japanese! Japanese!

Awalnya aku merasa lucu dan konyol dengan perilakunya. Buatku itu kanak-kanak sekali, cukuplah dalam hati aja. Tapi dia seorang yang kuat kemauan, jadi sepanjang tahun dari 2007 hingga 2009 dia teriak Japanese.  Terkadang  mengoceh betapa inginnya dia ke Jepang. Tahun berganti, ketika untuk pertama kalinya di tahun 2009 dia mendapat tugas training, dan negara tujuanya adalah: Jepang!
Betapa senang dia dengan kesempatan itu, dengan gembira dia pergi ke Jepang dan training disana selama 2 minggu. Bisa ditebak setelah itu, dengan bersemangat dia ceritakan tentang pengalamanya di Jepang, bahkan hingga hari ini, dari mulai kebersihanya, kesopanan orang-orangnya, pakaianya, makananya, semuanya sampai menurutnya dari semua hotel yang dia pernah tempati selama keliling kota di Indonesia, tak ada yang sebaik hotel di Jepang.

Ternyata ke Jepang sekali, membuat makin ingin kembali lagi. Jadi, dia masih berteriak Japanese, Japanese. Hingga sautu hari di tahun 2010 dan 2013 dia ke Jepang lagi untuk kedua dan ketiga kalinya. Apa yang dia ucapkan setiap hari telah menjadi kenyataan. Teriakannya seperti memberi kekuatan untuk mendapatkannya, dan kekuatan untuk bersabar. Bersabar dengan pekerjaan yang diberikan padanya, bersabar dalam diam pada saat dijahati teman kerja, dan bersabar dengan macetnya Jakarta yang gila dalam hujan dan terik mentari. Dengan kesabaranya itu, dia mendapatka apa yang diimpikannya.

Dari situ aku belajar untuk tidak ragu bermimpi. Bermimpilah meskipun sepertinya tidak mungkin ( tentu saja bagi kami saat itu tidak mungkin kalau pergi ke Jepang dengan uang sendiri ). Lalu setelah bermimpi, afirmasilah diri untuk mendapatkan mimpi itu, kita semua tahu bahwa kata-kata adalah doa. Jadi doakan diri untuk mendapatkan mimpi tersebut, soal bagaimana caranya, biar Allah yang menggunakan cara-Nya. Dan terakhir bersabar dengan proses mendapatkanya.
Sekarang, sudah dua tahun ini dia berteriak-teriak lagi, bukan Japanese...teapi sebuah negara di eropa sana yang kecerdasan orang-orangnya begitu dia kagumi. Semoga dengan ijin Allah dia benar akan berangkat kesana, kali ini aku harap dengan aku tentunya hehehe...

Buat sebagian orang, cerita ini tidak spesial, ah cuma ke luar negeri dibayarin kantor aja heboh, baru juga ke Jepang, gue doong kemana-mana wkwkwk. Tapi, aku rapopo...:)

Sidoarjo 2 Juli 2016