Matematika di Sekitarmu "Menghitung Bebek"

Kamis, November 30, 2017



Matematika di Sekitarmu
"Menghitung Bebek"

Setiap kali mengantar kakak ke sekolah, kami selalu melewati empang milik waga yang kebetulan memelihara beberapa bebek. Valya selalu suka mengamati bebek yang ada di situ, apalagi jika saya menympatkan berhenti sebentar agar Valya bisa mengamati lebih lama.

Ketika mengamati bebek-bebek tersebut, Valya sering menghitung, katanya one, two, three, dst. Saya membantu mengarahkan agar ia menghitung dengan benar, sambil saya arahkan tangannya kepada bebek yang berada agak jauh dari kami. Alhamdulillah Valya tak kesulitan dalam menghitung. 

Di rumah, Valya punya beberapa boneka beruang dengan berbagai ukuran, mulai dari yang kecil sampai yang paling besar sebesar anak usia tiga tahunan. Dengan media boneka beruangnya yang beraneka ukuran, saya kenalkan istilah besar dan kecil. Sambil bermain peran, saya ulangi terus kata besar dan kecil sebagai persiapan untuk belajar membandingkan berdasarkan ukuran.
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs


Matematika di Sekitarmu

Selasa, November 28, 2017


-Valya n Math-

Belajar tentang konsep matematika bagi balita 2,5 tahun saya, Valya, sebenarnya bukan hal baru. Dia sudah mengenal angka dan bentuk geometri sederhana dari video lagu anak yang dilihatnya. Pun ia bisa menyebutkan nama bilangan 1 hingga 10 dengan lancar baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia.

Dalam beberapa kesempatan sebelum game tentang matematika ini dimulai, Valya telah sering bermain dengan balok-balok beraneka bentuk seperti kubus, kotak, tabung, dll, dari mainan edukatif yang saya belikan. Atau melihat dari buku anak yang saya bacakan, isinya juga ada tentang pengenalan geometri dasar seperti lingkaran, persegi, persegi panjang, segitiga dll. Juga sudah biasa menyusun mainan bongkar pasang berbentuk angka. Kesemua proses pengenalan itu berlangsung tanpa paksaan, tanpa saya target, alami saja sesuai minatnya.

Maka, tugas saya di game tentang matematika ini menjadi lebih ketika harus naik selevel lebih tinggi dari yang sudah dikuasai Valya yaitu tentang penalaran logis. Membandingkan besar-kecil, mencari bentuk yang sama, menghitung jumlah mainan, mengelompokkan berdasarkan bentuk atau ukuran dll.

Sebelum memulai game, saya mulai kenalkan dengan kosakata besar, kecil, panjang pendek. Sebagai awalan, ketika ada dua koin berbeda ukuran saya ajak ia bicara dan sy katakan "ini koin besar, ini koin kecil,"

Begitu pula ketika mengenalkan kosakata panjang dan pendek dst. Sehingga harapan saya dia siap belajar matematika logis yang di kesempatan berikutnya.

#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs


Naskah dan Naskah

Sabtu, November 11, 2017




Beberapa hari ini saya disibukkan dengan menulis untuk proyek antologi bersama teman teman sekomunitas ODOP dan juga persiapan buku solo. Terkadang, sehari saya hanya menulis dan menuis tanpa menyempatkan membaca. Saya hanya membaca naskah saya bolak balik sampai enek atau membaca naskah teman-teman yang dikirim ke saya selaku penanggung jawab. Sebenarnya saya belum lah pantas memegang proyek antologi ini, tetapi kalau tidak dipaksa dan dimulai, tidak akan ada hasilya sampai kapan juga. Alhamdulillah semua naskah yang diminta sudah diselesaikan dan dikirim tepat waktu, sekarang fokus untuk buku solo dan mengedit lagi
Semangaat!

 #Bunda sayang
#Ibu profesional
#IIP
#For things to change, i must change first
 

BELAJAR AGAMA LEWAT CERITA

Sabtu, November 11, 2017




Pendidikan agama dan karakter sudah seharusnya ditanamkaN sejak dini. Kelak, agama akan menjadi benteng dan bekal untuk anak-anak ketika dewasa. 

Valya telah saya biasakan kebiasaan baik sesuai agama yang kami anut. Berdoa sebelum dan setelah tidur atau makan, baca basmallah sebelum melakukan perbuatan baik, salat dan mengaji. Saya berusaha membiasakannya setiap hari.

Selain dengan contoh, mengajarkan agama bisa juga dengan metode bercerita. Buku cerita kisah nabi dan sahabat bisa digunakan sebagai referensi. Saya pun menggunakan buku bacaan anak islami untuk mengajarkan nilai-nilai agama kepada Valya. Buku ashabul kahfi salah satu contohnya. Valya suka mendengakan cerita saya dan dengan antusias menunjuk gambar benda-benda dalam buku tersebut dan menyebutkan namanya. Alhamdulillah semoga kelak nilai agama yang saya ajarkan bermanfaat untuk dirinya, aamiin.
#Bunda sayang
#Ibu profesional
#IIP
#For things to change, i must change first
 

Valya Belajar Serangga

Jumat, November 10, 2017




My little Valya kalau diamati ternyata cepat menangkap apa yang saya pernah ajarkan. Ketika kemarin saya bacakan buku tentang serangga yang saya pinjam dari perrpustakaan, saya kaget begitu ia bisa menyebutkan kata siput pas melihat gambar siput. Padahal, sebelumnya baru sekali saya menunjukkan gambar siput tersebut dan memperkenalkan namanya. Begitu pun ketika saya tunjukkan gambar ulat, kepik, lebah, Valya dapat menyebutkan nama serangga yang dilihatnya. 

Perkembangan bicara dan perbendaharaan kosakatanya yang bertambah secara signifikan beberapa hari ini membuat saya senang sekaligus harus berhati-hati ketika berkomunikasi dengan seluruh anggota keluarga. Karena ternyata Valya cepat menangkap dan cepat meniru. Pun ia seperti bisa mengetahui apa yang kami bicarakan. Pada saat kami ngrasani dia yang suka menyanyi, dia bilang dengan muka cemberut, ”Jangan!” yang maksudnya adalah jangan ngomongin aku yang suka nyanyi. Feeling saya sebagai emak mengatakan maksud dia seperti itu. Subhaanallah, jadi tersemangati untuk lebih hati-hati bicara dan lebih sering mengajak Valya baca buku lagi agar semakin terlatih bicara dan menambah kosakata. Juga agar kecerdasanya terstimulus lebih baik lagi.

#Bunda sayang
#Ibu profesional
#IIP
#For things to change, i must change first
 

Menaikkan Level dengan Belajar (Lagi)

Selasa, November 07, 2017




Menulis fiksi adalah kesukaan saya. Beberapa cerpen pernah saya buat dan saya posting di media sosial. Beragam komentar dari teman dan pembaca memberi semangat tersendiri untuk terus berusaha berkarya. 

Sekian lama (jiaah lama :D) menulis, lama-lama saya merasa kok, kayanya saya ngga maju-maju. Kualitas tulisan serasa makin mundur, tidak seperti pada awal-awal menulis. Hati kecil saya mengakui, saya mulai merasa jenuh dengan tulisan sendiri. 

Sebuah penelusuran dituntun Mbah Google mengantarkan saya pada sosok penulis produktif Nurhayati Pujiastuti di blog-nya yang keren. Di situ saya menemukan banyak tulisan kerennya yang bikin saya merasa tercerahkan sekaligus malu. Juga, nasihat yang sebenarnya sering saya dengar, tetapi mungkin momennya pas dengan yang saya butuhkan saat ini. Nasihatnya adalah seorang penulis harus selalu belajar. Supaya kemampuannya meningkat dan bisa menulis apa saja. Rasanya ketampol baca itu. Beberapa waktu lalu di linimasa teman-teman sesama writer wannabe banyak yang pada ikut kelas menulis, tetapi saya bergeming. Selain karena tidak ada bujet, juga karena saya merasa perlu rehat dari training2 dan mempraktekan yang sudah saya pelajari dulu. 

Ternyata saya seharusnya mencari jalan lain untuk belajar dan bukan berhenti belajar. Kan belajar bisa dari mana saja termasuk dari buku. Beruntung kemarin menemukan buku ini di Perpus, judulnya 13 Mantra Menulis Fiksi karangan @ImperialJathee. Buku ini berisi trik dan tips menulis fiksi mulai dari menentukan tema hingga memilih setting yang bagus. Isinya cukup lengkap, penjelasannya mudah dipahami, contoh-contoh yang diambil dari novel-novel (sebenarnya agak kurang sreg dengan gaya cerita novelnya, sih) bisa memperjelas pemaparan penulisnya. Sangat membantu buat penulis pemula seperti saya.

#Bunda sayang
#Ibu profesional
#IIP
#For things to change, i must change first

  

Membaca Sebagai Kekuatan Menulis

Sabtu, November 04, 2017



Menulis tidak bisa dipisahkan dari membaca. Bahkan banyak orang jadi ingin menulis setelah membaca. Menulis setelah membaca berfungsi untuk mengikat ilmu, sedangkan membaca sebelum menulis berfungsi memberikan bobot pada kualitas tulisan.

Tidak bisa dipungkiri, perasaan jenuh kadang bisa menimpa siapa saja yang sudah sering menulis. Maka, menjadi penting bagi penulis untuk selalu menyiasati pada saat kejenuhan ini menimpa kita. Salah satu terapi yang bisa dilakukan adalah dengan memberi jeda menulis untuk membaca. Membaca saja dengan menikmati tulisan tanpa menilai, tanpa menghakimi. Baca dan baca saja buku-buku yang sekiranya menyenangkan untuk dibaca atau yang sesuai kebutuhan. Siapa tahu dengan membaca karya orang lain kita akan mendapatkan ide baru atau suntikan  motivasi yang mampu menggairahkan niat menulis lagi.

Salah satu buku yang cukup bagus dibaca pada saat mengalami kebuntuan atau kejenuhan menulis adalah buku "Kekuatan Pena" karya Eko Prasetyo, seorang jurnalis senior. Bukunya berisi tentang kisah-kisah inspiratif seputar dunia menulis, kebanyakan tentang motivasi menulis yang diangkat dari kisah-kisah para penulis baik yang senior maupun pemula. Bahasanya padat, mengalir, dan sangat renyah dinikmati. Jadi, walaupun buku non fiksi, tetapi tidak membosankan dan bahkan ingin segera melanjutkan ke halaman berikutnya.

Buku ini menjadi buku yang ingin segera saya selesaikan dalam minggu ini. Bersamaan dengan itu, saya lebih termotivasi untuk menulis dan berhasil keluar dari kejenuhan.

Si kecil Valya hari ini masih minta dibacakan buku seri Poldi yang berjudul "Tempat". Tidak terlalu lama sesi membaca buku hari ini, karena mungkin ia juga telah bosan dengan buku tersebut. Buku serial Poldi sangat menarik karena ilustrasi gambarnya besar dan teksnya tidak terlalu banyak, dengan cerita yang menarik dan merangsang kecerdasan anak.

#Bunda sayang
#Ibu profesional
#IIP
#For things to change, i must change first

Sekali ke Perpus, Dua Tujuan Terlampaui

Kamis, November 02, 2017




"Jika belum bisa berlari, setidaknya langkah kecilmu tepat menuju tujuan."
Quote ngarang sendiri itu saya temukan ketika merasa diri belum berbuat banyak untuk sampai pada cita-cita saya. Setiap membuka media sosial, terpampang foto atau cerita teman yang sukses buka warung lah, buka butik, nerbitin buku, atau menangin lomba dll. Rasanya pengen ngumpet di pojokan dan tunjuk hidung sendiri: terus kamu ngapain aja?

Sidoarjo sangat terik terutama akhir-akhir ini. Di saat daerah lain sudah basah bersimbah hujan, di sini masih terang benderang panas menjerang, super hot cuacanya di siang hari. Jadi, rasanya malas untuk keluar rumah kalau ngga penting-penting amat.

Ok then, Apa hubunganya quote tadi dengan panas membakarnya mentari Sidoarjo?

Jadi begini, terhitung sejak akhir Oktober lalu saya dan beberapa teman yang tergabung dalam komunitas One Day One Post 'berkumpul' lagi di kelas khusus untuk menulis buku yang nantinya akan dicarikan jodohnya ke penerbit. Maka, setelah sibuk dengan outline beberapa hari yang lalu, saya harus memulai mengumpulkan data dan buku buku sejenis untuk dijadikan referensi.

Kebetulan pula di kelas bunda sayang IIP sedang ada game level lima tentang membiasakan membaca pada keluarga. Jadi, ini waktu yang tepat untuk pergi ke perpustakaan.

Awalnya berat sekali karena cuaca yang panas dan gerah, tetapi saya kembali ingat quote buatan sendiri itu. Pergi ke perpustakaan akan menajdi langkah kecil saya tepat menuju tujuan saya yaitu menulis buku solo. Jadi, meskipun malas saya paksakan dan tidak menunda lagi.

Alhamdulillah, meskipun tidak berjalan mulus ketika memilih buku, setidaknya saya berhasil membawa pulang buku-buku bagus untuk saya baca.

Hari ini saya menemukan buku Kekuatan Pena untuk saya baca dan buku serial edukasi anak-anak untuk Valya. Seperti biasa saya bacakan buku sebelum tidur siang dan pada hari ini saya tambah ketika selesai salat Maghrib.

Buku kekuatan pena, lagi-lagi, meskipun dipilih dalam keadaan sudah ngga konsen karena Valya sudah minta main, Alhamdulillah ternyata isinya bagus dan sesuai dengan yang saya butuhkan. Begitupun dengan buku buku lainya yang menunggu dibaca.

Semoga langkah kecil ini akan mengantarkan saya ke tujuan. Aamiin.

#Bunda sayang
#Ibu profesional
#IIP
#For things to change, i must change first


Lupa Waktu Dengan Buku Yang Disukai

Rabu, November 01, 2017



Membaca buku yang disukai memang bikin lupa waktu. Salah satunya buku kumpulan cerpen karya pentolan komunitas One Day One Post (ODOP) versi Bang Syaiha.

Buku kumcer berjudul Mengenang Yang Patah yang tengah saya baca ini adalah karangan Achmad Ikhtiar, seorang penulis member ODOP yang anti mainstream  dengan karyanya sering out of the box.

Buku ini berisi cerpen- cerpen bertemakan sosial yang disampaikan dengan gaya bertutur yang unik, khas, dan diksi yang cerdas. Tema-tema yang diangkat pun tema yang sedikit menyentil kehidupan sosail. Membaca buku ini membuat hati miris, sedih dan ingin berontak pada keadaan yang tidak ideal.

Si kecil Valya pun tak mau ketinggalan. Siang ini sebelum tidur ia minta dibacakan buku serial Poldi yang berjudul "Tempat". Valya masih ingin membaca seri tersebut karena baru ketemu buku itu lagi setelah agak lama tersembunyi di antara tumpukan buku lain. Alhamdulillah semoga terus antusias untuk baca buku ya, Nak.
Besok, baca buku apa lagi ya?

#Bunda sayang
#Ibu profesional
#IIP
#For things to change, i must change first