Nekad Mbolang Tanpa Suami

Jumat, Desember 22, 2017


Akhirnya sehari sebelum keberangkatan (20 Desember) suami memutuskan agar kami berangkat ke Bali dengan pesawat terbang. Saya dan tiga anak, Hisyam, Mahira dan Valya dibelikan tiket PP Surabaya-Denpasar tanpa dirinya ikut serta. Rencananya ia akan menyusul dengan terbang langsung dari Medan (transit Jakarta) ke Denpasar. Padahal, tiketnya sudah issued untuk pulang ke Surabaya dari Medan. Rencananya ia akan mengubah tujuan ke Denpasar karena kebetulan tiketnya adalah platinum tipe Y yang membolehkan berganti tanggal atau jam penerbangan. Ia akan mengusahakan agar bisa berganti rute, bukan ke Surabaya melainkan Denpasar. Sounds impossible, tapi ia meyakinkan saya insyaAllah bisa.

Akhirnya, dengan waktu yang singkat untuk bersiap, saya mulai packing. Dari situlah saya tahu ternyata anak-anak ngga punya baju yang layak untuk pergi :D. Alamat harus beli beberapa baju. Maka, Kamis pagi (21 Desember) jam sepuluh, saya pergi ke swalayan terdekat untuk membeli beberapa potong baju, alhamdulillah dapat baju yang diskon besar. Lumayan.

Pukul dua belas kurang saya sampai rumah, langsung menyetrika beberapa baju yang sangat kusut (untunglah Valya tidur siang), cepat-cepat menyelesaikan pekerjaan rumah yang belum selesai, mengamankan rumah, dan tepat pukul setengah dua kami berangkat ke bandara untuk check in pukul setengah tiga sore dengan menyewa Go Car. Pesawat kami dijadwalkan terbang pada pukul 15.35 WIB. Saya lupa bahwa ini musim liburan jadi perjalanan ke bandara sangat mungkin macet.

Saya terus berdoa karena takut terlambat check in. Ahamdulillah persis pukul setengah tiga sampailah kami di terminal 1 bandara Juanda. Saya yang tak sabar menunggu antrian mobil masuk drop zone bandara, turun lebih dulu setelah sebelumnya menyuruh anak-anak menunggu saya di Terminal 1B. Setengah berlari sambil menggendong Valya yang alamak berat banget, saya berhasil check in meskipun melewati waktu yang seharusnya. Satu masalah selesai, tapi kemudian saya harus menemukan anak-anak yang entah turun di mana. Saya keluar lagi dan mencari mereka di ruang tunggu.

Benar saja, mereka tak ada di sana. Saya mulai resah, saya telepon driver Go Car yang menurunkan anak-anak, dia menjawab ia menyuruh mereka menunggu di depan ruang tunggu Terminal 1B. Saya kembali mencari, berjalan cepat sambil menggendong Valya. Berat, kadang Valya saya tuntun, terseret-seret karena saya berjalan dengan panik. Saya tahu benar anak-anak itu tidak akan menunggu, mereka pasti berkeliling mencari saya. Saya begitu ceroboh telah meninggalkan mereka.

Di antara ratusan manusia yang memadati bandara sangat sulit mencari apalagi dengan membawa batita. Peluh bercucuran, perut yang belum terisi makanan dari pagi sampai lupa rasanya lapar. Saya terus menyesali mengapa saya meninggalkan mereka.

Akhirnya, setelah lelah mencari, saya mengambil keputusan untuk lapor ke informasi. Saya diterima oleh seorang personil TNI yang langsung membantu saya lapor ke informasi. Di situ saya menarik napas panjang kemudian menyugesti diri bahwa mereka pasti akan saya temukan. Saya harus tenang....

Tidak lama setelah saya tenang, tiba-tiba muncul Mahira yang sudah berpeluh dan kepayahan membawa tas jinjing. Hisyam yang membawa koper mengekor di belakangnya. Benar dugaan saya, mereka mencari saya kemana-mana dan bukannya menunggu sesuai perintah.

Saya sangat bersyukur bertemu mereka kembali. Saya peluk dan minta maaf karena meninggalkan mereka. Pelajaran berharga, apapun situasinya, jangan pernah terpisah dengan anak kecuali  yakin bahwa anak-anak bisa dihubungi.

Setelah bertemu, kami bergegas menuju ruang tunggu di lantai dua. Kami berjalan cepat karena ternyata pesawat sudah memanggil kami untuk boarding. Di situ lah Valya mulai rewel. Dia melihat seorang perempuan menenteng Pop Mie. Rupanya Valya lapar dan pengen Pop Mie. Untunglah saya membawa bekal Pop Mie di tas karena khawatir sewaktu-waktu lapar di hotel ketika malam. Saya minta Hisyam untuk mengambil air panas di dispenser bandara untuk menyeduh Pop Mie.

Alhamdulillah satu masalah selesai. Sambil menunggu antrian boarding, Valya asyik melahap mie-nya.
Sayang, bukan yang terakhir karena setelah itu ada hal menegangkan lainnya yang terjadi.

#to be continued

Semua Berawal Dari Bujukan

Jumat, Desember 22, 2017


Sejak menikah dan punya anak, nyali saya untuk berpergian sendiri sepertinya berkurang secara signifikan. Dulu, saya terbiasa kemana-mana sendiri. Ya, tentu saja keadaan mengharuskan begitu. Sekarang, ke Surabaya sendiri saja tanpa suami rasanya kapok, gak kepengin lagi. Bukan apa-apa, rempongnya itu loh, mengikuti kegiatan sambil mengasuh Valya yang super aktif dan susah move on dari kesenangannya.

Ceritanya, beberapa bulan lalu suami mendapat tawaran menginap di hotel Novotel Nusa Dua, Bali untuk dua malam dengan harga yang cukup murah. Maka, tanpa pikir panjang ia mengiyakan. Padahal, kami tidak pernah merencanakan pergi ke Bali untuk liburan. Tetapi, karena sudah kadung dibayar, kami pikir nanti bisa berangkat dengan kendaraan pribadi saja untuk menghemat biaya.

Semakin mendekati hari H yaitu tanggal 21-23 Desember, harapan untuk pergi ke Bali semakin kabur. Karena, ternyata suami tidak ambil cuti untuk tanggal tersebut.   Ditambah sejak tanggal 18 suami mendapat tugas ke luar kota hingga tanggal 21, tepat di hari pertama berlakunya voucher menginap tersebut. Saya pun menganggap uang yang sudah terbayar itu sebagai musibah karena terbuang percuma. Tetapi, pihak Accor Vacation Club yang memberikan voucher terus mempersuasi saya untuk berangkat karena sayang dengan uang yang sudah dibayarkan. Mereka menyarankan agar saya berangkat duluan tanpa suami, biar nanti suami yang menyusul. Saya yang memang tidak mengalokasikan untuk naik pesawat tentu saja keberatan dengan usul tersebut. Ya, tahu sendiri, nyari tiket menjelang keberangkatan pasti mahal. Saya tetap berpikir untuk mengikhlaskan uang tersebut.

Diluar dugaan ternyata suami terprovokasi oleh bujukan pihak Accor. Ia yang tengah berada di Lubuk Linggau mengusahakan mencari travel dari Surabaya ke Bali atau tiket kereta dari Sidoarjo ke Banyuwangi, kemudian lanjut dengan travel ke Bali. Ia juga menawarkan tiket pesawat tetapi saya menolak karena harganya pasti mahal.
Dari jarak yang berjauhan kami bimbang. Berkomunikasi hanya lewat watsap untuk memutuskan apakah jadi kami berangkat atau tidak ke Bali.

Hingga H-2 kami masih belum memutuskan apakah akan ke Bali atau tidak, boro-boro memilih mau naik apa untuk ke sana. Bimbang, antara sayang uang dengan takut pergi sendirian.

#to be continued.


Nostalgia Kampung di Taman Dolan Batu

Sabtu, Desember 16, 2017




Kota wisata Batu kian hari makin sibuk berbenah untuk memberikan pengalaman liburan yang berkesan untuk para pelancong. Banyak wahana wisata baru yang dibuka, sebut saja Taman Dolan Batu yang terletak di pintu masuk kota Batu dari arah Karangploso, tepatnya di daerah Bumiaji, Batu. 

Taman Dolan merupakan penginapan dengan konsep alam-tradisional yang unik. Letaknya yang berada di antara area persawahan berkontur menambah kesan tersebut. Dari area Taman Dolan anda dapat menikmati view hamparan hijau persawahan dengan latar belakang gunung yang menjulang di batas pandangan. Ketika malam hari, panorama Kota Batu terlihat menawan dengan kerlip lampu di kejauhan, sangat indah. Udara segar dan sejuk semakin dingin ketika malam semakin larut.


Konsep tradisional yang diusung pernginapan ini tampak dari material dan gaya arsitektur yang dipilih untuk penginapannya. Material yang digunakan untuk membangun rumah-rumah tersebut tidak berasal dari kayu baru, melainkan dari kayu-kayu bekas rumah tradisional yang sepertinya didapatkan dari warga sekitar yang kebetulan mengganti rumah kayu menjadi rumah permanen. Terlihat dari warna kayu yang tampak usang dan tekstur yang tidak terlalu halus serta potongan kayu yang tidak terlalu presisi. Begitu pun dengan meja makan yang ada di depan dalam taman.



Taman-taman yang terdapat di sekitar penginapan, semuanya menyerupai taman-taman yang biasanya ada di rumah penduduk. Jalan setapak yang menghubungkan antar area dalam kawasan Taman Dolan pun tidak diplester atau di paving, melainkan berupa tanah yang dibiarkan alami. Kesan tradisonal lebih terasa lagi pada kamar mandi umum yang dindingnya hanya berupa dinding diplester tanpa cat.



Ada beberapa tipe penginapan yang bisa disewa disini, salah satunya tipe Omah Lumbung dengan harga sewa 250 ribu pada saat weekend. Omah Lumbung ini berupa kamar-kamar yang saling terpisah berbentuk seperti lumbung padi, dengan luas kurang lebih 6m2. Omah Lumbung dibangun diatas kolam ikan dan taman yang menenangkan. Karena peruntukannya adalah untuk para backpacker, maka kamar tipe ini tidak terdapat meja dan lemari. Hanya ada kasur ukuran king yang cukup untuk tiga orang dewasa. 

Selain Omah Lumbung, ada juga pilihan tipe kamar yang lain dengan harga sewa yang lebih mahal. Tentu saja fasilitas yang didapatkan berbeda dengan tipe omah lumbung. 

Kalau bosan di kamar, anda bisa bermain di playground yang akan membawa anda bernostalgia dengan masa kecil anda. Ada holahop, egrang dan bakiak yang bisa dgunakan beramai-ramai. Untuk anak-anak, terdapat playground dengan ayunan, jungkat jungkit, dan perosotan. Terdapat pula kolam renang berukuran sedang untuk anak-anak dan dewasa. 

Ingin mencoba sensasi bermalam di pedesaan? Coba saja ke Taman Dolan, Bumiaji, Batu. Selamat berwisata!

Bermain dengan bentuk geometri dasar

Sabtu, Desember 09, 2017


Mengenalkan bentuk geometri dasar pun bisa dilakukan sambil bermain. Saya membeli origami beraneka warna yang kemudian saya gunting membentuk bangun sederhana seperti lingkaran, segi empat, persegi panjang, dll.

Valya suka sekali dengan permainan ini, ia memilih bentuk yang disukai kemudian menyebutkan nama bentuk bangun datar tersebut. Setelah itu, ia mengelompokkan bangun datar tersebut berdasarkan kesamaan bentuknya, meski belum seratus persen benar, tetapi sebagian besar hasil pengelompokan itu benar.

Selain belajar mengelompokkan, saya juga memberinya contoh menyusun sebuah gambar dari kertas origami yang sudah digunting tadi menjadi bentuk rumah, bentuk badut, bentuk bulan, dll.
Valya masih belum menyukai aktivitas membuat sendiri gambar dari bangun datar yang ada, tetapi lebih suka meminta saya yang membuatkan untuknya. Tak apa, lain kali insyaAllah Valya pasti  bisa menyusun gambar dari bangun datar.

#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs

Mainan Angka

Jumat, Desember 08, 2017


Bermain dengan angka dan huruf sudah seperti hal yang biasa untuk Valya. Itu karena mainan yang saya miliki kebetulan adalah puzzle baik huruf maupun angka, juga mainan edukatif berbentuk bangun ruang seperti balok, kerucut, silinder dll. Di dalam buku pun terdapat pembelajaran tentang angka, urutan besar-kecil dan huruf.

Untuk angka dan huruf, Valya sudah cukup menguasai, namun membedakan mana benda yang besar dengan yang kecil, Valya masih belum terlatih. Untuk itu, saya​ memberinya buku serial Poldi tentang ukuran. Buku tersebut menceritakan Poldi yang tengah naik balon udara tiba-tiba jatuh ke tanah dan tertelungkup di dalam keranjang balon udaranya. Kemudian beberapa hewan dengan berbagai ukuran datang melihat balo udara tersebut. Dari gambar dapat terlihat dimensi dari tiap benda dengan keranjang itu sebagai patokan.
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs

Menghitung Benda

Jumat, Desember 08, 2017


Sejak mengenal angka, Valya sering menghitung benda yang ada di sekitarnya. Mainan, buku, buah, sampai bebek yang sedang berenang menjadi obyek berhitungnya. Yang mengherankan, ia masih kesulitan menyebut angka lima, baik itu dalam bahasa Indonesia maupun Inggris. Jadi hitungannya terlewat satu, setelah angka empat langsung enam. Padahal ia bisa menyebutkan angka lima atau five jika tidak sedang menghitung secara berurutan.

Kemampuan Valya berhitung terutama terstimulus dari lagu anak dan acara tv di baby TV yang ada kartun tentang angka. Ia dengan cepat menirukan pengucapan angka dan mengenalinya ketika melihat angka-angka tersebut di wahana lain. Misal ia melihat angka di bungkus makanan, ia dapat mengenali dan menyebutkannya dengan benar.

#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs


Ten In the Bed

Rabu, Desember 06, 2017

Di antara lagu "matematika" yang Valya suka adalah "Ten in the Bed" yang mengajarkan pengurangan dalam bentuk lagu. Videonya tentang sepuluh hewan yang tidur dalam satu bed besar dengan salah satu diantaranya adalah yang paling kecil di antara mereka. Si kecil ini tidur di paling pinggir kanan, merasa kesempitan dan meminta saudara-saudaranya untuk geser berguling ke kiri. Karena semua berguling maka yang paling ujung kiri terjatuh.

Begitu seterusnya hingga semua saudaranya terjatuh karena bergeser dan si kecil ini sendirian di kasur. Berikut  adalah liriknya:

There are ten in bed and  the little one said: "roll over roll over!"
So they all roll over and one fell out
Intro (nine)
There are nine in the bed and the little one said: "roll over roll over!"
So they all roll over and one fell out
Intro (Eight)
There are eight in the bed dst dst...

Lirik lagu itu sama dan berulang-ulang, hanya angkanya saja diganti sesuai hasil pengurangannya. Begitu terus hingga akhirnya setelah semua saudaranya geser dan tersisa si kecil saja yang tidur sendiri di bed. Pada akhirnya ia berkata ''i'm lonely" dan saudara-saudaranya naik kembali ke bed dengan posisi si kecil di tengah mereka.

Simpel, namun bermakna. Valya suka sekali lagi tersebut. Kosakata One sampai Ten sudah dikuasainya dengan baik berkat lagu tersebut.

#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs

Asosiasi Bentuk Geometri Dasar

Selasa, Desember 05, 2017


Valya suka melihat video lagu anak dalam bahas Inggris. Sebut saja Bob the Train dan Little Baby Bum. Beberapa lagunya berisi tentang matematika, contohnya menyebutkan angka satu sampai sepuluh, menghitung jumlah, mengenal bentuk geometri dasar, mengenal urutan dll. Kesemuanya dikemas dalam lagu yang menarik dan mudah diikuti.

Yang mengherankan untuk saya adalah Valya mampu mengasosiasikan bentuk-bentuk benda di sekelilingnya dengan bentuk geometri dasar yang pernah "dipelajarinya' melalui lagu dalam video tersebut. Misalnya, ketika melihat topi bundar, dia tunjukan topi tersebut dan bilang "circle, circle!" Jika melihat buku dia katakan"square!" Masyaallah....

Bagi saya, kemampuannya mengenali bentuk geometri dasar dari sebuah benda adalah kecerdasan yang layak diapresiasi. Dengan demikian ia akan mampu memberikan contoh benda jika diminta menyebutkan benda apa saja yang berbentuk lingkaran misalnya. Alhamdulillah....
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs

Tepuk Tangan

Senin, Desember 04, 2017


Bermain tepuk menjadi hal baru untuk Valya. Ketika saya mengenalkannya dengan konsep besar dan kecil, saya mengunakan tangannya dan tangan saya sebagai media. Tangan saya adalah tangan besar, sedangkan tangannya adalah tangan kecil.

Saya katakan tangan besar sambil melambaikan telapak tangan saya. Dan menunjuk tangannya untuk memahamkan tangan kecil.
Cara ini rupanya belum berhasil karena Valya bukan fokus pada besar dan kecilnya. Ia malah asyik bertepuk tangan atau tos dengan saya  Hehehehe. Tak apalah, saya harus memikirkan media lain nih.

Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath

Bermain Sambil Belajar

Senin, Desember 04, 2017

Sore itu ayah mengajak Valya main dengan baut berwarna silver bekas alat kesehatan. Ayah menyusun baut yang berukuran cukup besar itu dengan cara menumpuknya kemudian Valya robohkan dengan cara menyentuhnya. Ayah menyebut satu, dua, tiga dst ketiga menyusul baut tersebut. Valya terlihat senang dengan "mainan" baru yang tidak disengaja. Meskipun, menyebut angka secara berurutan sudah bukan hal baru untuk Valya.

Belajar sambil bermain memang kerap dilakukan secara tidak sengaja oleh Valya dan ayah satu saya sendiri. Hasilnya, 'pelajaran' jauh lebih mudah diingat. Valya samgat menikmati berlajar sambil bermain bersama ayah pada hari Minggu kemarin.

#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs


Membandingkan Benda Sederhana

Sabtu, Desember 02, 2017

Sebelum bisa membandingkan benda satu dengan yang lainya, sebelumnya anak harus dikenalkan dengan konsep/kosakata besar, kecil, panjang, pendek, dst. Ketika telah memahami perbedaan makna kosakata tersebut maka akan mudah membandingkan benda.

Hari ini Valya bermain tepuk dengan mama. Tangan mama yang besar bertepuk dengan tangan Valya yang mungil. Saya katakan besar sambil melambaikan telapak tangan saya dan saya katakan kecil pada saat mereka Valya melambaikan tangan. Setiap bertepuk tangan saya katakan: tangan besar bertemu tangan kecil. Kemudian saya lambaikan lagi tangan saya dan saya katakan.

Mengenalkan konsep besar kecil juga saya terapkan ketika di jalan raya kami melihat bus besar saya katakan bus besar. Kemudian, saya kenalkan lagi perbedaan besar dan kecil melalui contoh. Alhamdulillah Valya bisa memahami sedikit demi sedikit.

#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs

Matematika di Sekitarmu "Menghitung Bebek"

Kamis, November 30, 2017



Matematika di Sekitarmu
"Menghitung Bebek"

Setiap kali mengantar kakak ke sekolah, kami selalu melewati empang milik waga yang kebetulan memelihara beberapa bebek. Valya selalu suka mengamati bebek yang ada di situ, apalagi jika saya menympatkan berhenti sebentar agar Valya bisa mengamati lebih lama.

Ketika mengamati bebek-bebek tersebut, Valya sering menghitung, katanya one, two, three, dst. Saya membantu mengarahkan agar ia menghitung dengan benar, sambil saya arahkan tangannya kepada bebek yang berada agak jauh dari kami. Alhamdulillah Valya tak kesulitan dalam menghitung. 

Di rumah, Valya punya beberapa boneka beruang dengan berbagai ukuran, mulai dari yang kecil sampai yang paling besar sebesar anak usia tiga tahunan. Dengan media boneka beruangnya yang beraneka ukuran, saya kenalkan istilah besar dan kecil. Sambil bermain peran, saya ulangi terus kata besar dan kecil sebagai persiapan untuk belajar membandingkan berdasarkan ukuran.
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs


Matematika di Sekitarmu

Selasa, November 28, 2017


-Valya n Math-

Belajar tentang konsep matematika bagi balita 2,5 tahun saya, Valya, sebenarnya bukan hal baru. Dia sudah mengenal angka dan bentuk geometri sederhana dari video lagu anak yang dilihatnya. Pun ia bisa menyebutkan nama bilangan 1 hingga 10 dengan lancar baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia.

Dalam beberapa kesempatan sebelum game tentang matematika ini dimulai, Valya telah sering bermain dengan balok-balok beraneka bentuk seperti kubus, kotak, tabung, dll, dari mainan edukatif yang saya belikan. Atau melihat dari buku anak yang saya bacakan, isinya juga ada tentang pengenalan geometri dasar seperti lingkaran, persegi, persegi panjang, segitiga dll. Juga sudah biasa menyusun mainan bongkar pasang berbentuk angka. Kesemua proses pengenalan itu berlangsung tanpa paksaan, tanpa saya target, alami saja sesuai minatnya.

Maka, tugas saya di game tentang matematika ini menjadi lebih ketika harus naik selevel lebih tinggi dari yang sudah dikuasai Valya yaitu tentang penalaran logis. Membandingkan besar-kecil, mencari bentuk yang sama, menghitung jumlah mainan, mengelompokkan berdasarkan bentuk atau ukuran dll.

Sebelum memulai game, saya mulai kenalkan dengan kosakata besar, kecil, panjang pendek. Sebagai awalan, ketika ada dua koin berbeda ukuran saya ajak ia bicara dan sy katakan "ini koin besar, ini koin kecil,"

Begitu pula ketika mengenalkan kosakata panjang dan pendek dst. Sehingga harapan saya dia siap belajar matematika logis yang di kesempatan berikutnya.

#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs


Naskah dan Naskah

Sabtu, November 11, 2017




Beberapa hari ini saya disibukkan dengan menulis untuk proyek antologi bersama teman teman sekomunitas ODOP dan juga persiapan buku solo. Terkadang, sehari saya hanya menulis dan menuis tanpa menyempatkan membaca. Saya hanya membaca naskah saya bolak balik sampai enek atau membaca naskah teman-teman yang dikirim ke saya selaku penanggung jawab. Sebenarnya saya belum lah pantas memegang proyek antologi ini, tetapi kalau tidak dipaksa dan dimulai, tidak akan ada hasilya sampai kapan juga. Alhamdulillah semua naskah yang diminta sudah diselesaikan dan dikirim tepat waktu, sekarang fokus untuk buku solo dan mengedit lagi
Semangaat!

 #Bunda sayang
#Ibu profesional
#IIP
#For things to change, i must change first
 

BELAJAR AGAMA LEWAT CERITA

Sabtu, November 11, 2017




Pendidikan agama dan karakter sudah seharusnya ditanamkaN sejak dini. Kelak, agama akan menjadi benteng dan bekal untuk anak-anak ketika dewasa. 

Valya telah saya biasakan kebiasaan baik sesuai agama yang kami anut. Berdoa sebelum dan setelah tidur atau makan, baca basmallah sebelum melakukan perbuatan baik, salat dan mengaji. Saya berusaha membiasakannya setiap hari.

Selain dengan contoh, mengajarkan agama bisa juga dengan metode bercerita. Buku cerita kisah nabi dan sahabat bisa digunakan sebagai referensi. Saya pun menggunakan buku bacaan anak islami untuk mengajarkan nilai-nilai agama kepada Valya. Buku ashabul kahfi salah satu contohnya. Valya suka mendengakan cerita saya dan dengan antusias menunjuk gambar benda-benda dalam buku tersebut dan menyebutkan namanya. Alhamdulillah semoga kelak nilai agama yang saya ajarkan bermanfaat untuk dirinya, aamiin.
#Bunda sayang
#Ibu profesional
#IIP
#For things to change, i must change first
 

Valya Belajar Serangga

Jumat, November 10, 2017




My little Valya kalau diamati ternyata cepat menangkap apa yang saya pernah ajarkan. Ketika kemarin saya bacakan buku tentang serangga yang saya pinjam dari perrpustakaan, saya kaget begitu ia bisa menyebutkan kata siput pas melihat gambar siput. Padahal, sebelumnya baru sekali saya menunjukkan gambar siput tersebut dan memperkenalkan namanya. Begitu pun ketika saya tunjukkan gambar ulat, kepik, lebah, Valya dapat menyebutkan nama serangga yang dilihatnya. 

Perkembangan bicara dan perbendaharaan kosakatanya yang bertambah secara signifikan beberapa hari ini membuat saya senang sekaligus harus berhati-hati ketika berkomunikasi dengan seluruh anggota keluarga. Karena ternyata Valya cepat menangkap dan cepat meniru. Pun ia seperti bisa mengetahui apa yang kami bicarakan. Pada saat kami ngrasani dia yang suka menyanyi, dia bilang dengan muka cemberut, ”Jangan!” yang maksudnya adalah jangan ngomongin aku yang suka nyanyi. Feeling saya sebagai emak mengatakan maksud dia seperti itu. Subhaanallah, jadi tersemangati untuk lebih hati-hati bicara dan lebih sering mengajak Valya baca buku lagi agar semakin terlatih bicara dan menambah kosakata. Juga agar kecerdasanya terstimulus lebih baik lagi.

#Bunda sayang
#Ibu profesional
#IIP
#For things to change, i must change first