WHEN HE DISSAPEARED
Selasa, Februari 14, 2017
WHEN
HE DISSAPEARED
Jika suatu hari anda mati, apa yang
kira-kira yang akan diungkapkan oleh orang–orang yang mengenal anda? Apa yang
akan mereka ceritakan tentang anda? Apakah karakter yang baik dan menonjol,
ataukah justru yang buruk dan biasa saja seperti kebanyakan orang?
Pertanyaan
mendasar ini menjadi titik tolak pentingnya personal branding dalam hidup kita.
Bagaimana kita membangun citra diri kita yang spesifik, unik dan khas diri
kita. Apakah kita ingin dikenal sebagai yang sangat baik, atau sangat disIplin,
ramah, suka menolong dll. Lebih spesifik lagi, apakah kita dikenal sebagai ibu
rumah tangga, karyawan, penulis, pebisnis atau bahkan seseorang yang tidak
jelas menekuni apa?
Pertanyaan
ini menggelitik saya kembali ketika suatu hari seorang senior (baca: suhu ) dalam
komunitas grup Watssapp One Day One Post “menghilang”. Dimulai dari leave grup
ODOP yang mencengangkan semua member ODOP, hingga status media sosialnya yang
sangat aneh dan bukan khas dia banget. Segera kami semua menyadari ada sesuatu
yang terjadi pada diri atau paling tidak pada handphonenya. Sebab semua
perilaku anehnya itu sama sekali berbeda dengan karakternya yang kami kenal
selama ini. Padahal, ajaibnya, karakter tersebut kami kenali hanya melalui
dunia maya dan melalui tulisan-tulisannya yang bernas dan cerdas.
Di
antara ciri khasnya adalah ia selalu menyapa dengan sapaan: “ada apa? Sudah
ngopi belum?” Ketika merasa lucu dia menulis “ahahaha.” Ketika menjelaskan sesuatu
bahasanya singkat, padat, namun bisa dimengerti dengan baik. Ia terkesan jujur
( apa adanya ), serius dan dewasa ( baca: bijak ) meskipun selalu mengaku
usianya baru tujuh belas tahun ( hehehe). Wawasan dan referensi bacaannya luas,
tulisannya cerdas bernas, tetapi ia tetap rendah hati, dan tidak terkesan
menggurui ketika membagi ilmu. Ia bertanggung jawab dengan amanah yang
diberikan padanya dan menepati janjinya.
Ketika
ia keluar grup tanpa permisi dan tanpa alasan yang jelas, hal itu sudah pasti
bertolak belakang dengan karakternya yang bertanggung jawab. Juga karakternya
yang cuek, ngga mudah baper. Banyak hati yang bertanya ada apa gerangan? Namun,
dari semua spekulasi tentang perilaku anehnya itu, pada akhirnya semua sepakat bahwa
itu bukanlah karakternya. Artinya, ada sesuatu dengan handphonenya. Dalam hal
ini, mungkin telah dibajak atau hilang dan ditemukan orang kemudian digunakan
oleh penemunya. Satu pelajaran yang dipetik dari reaksi awal teman-teman segrup
adalah kami semua menyukai dan menyayangi dia, dan sangat sedih jika harus
kehilangan sosoknya. Ia begitu dibutuhkan, disukai, dinantikan. seperti ada
perasaan nyaman bahwa dia ada bersama kami, dan begitu ia tiba-tiba pergi, kami
begtu kaget dan terpukul seperti anak ayam kehilangan induk.
Ketika
akhirnya agenda grup rutin tetap dilakukan minus dirinya, ada satu momen dimana
kami merindukan komen sederhananya: “ahahaha.” Atau ulasannya yang singkat
padat bernas. Hingga akhirnya dia berhasil ditemukan dan kembali masuk grup, terlihat
dengan jelas betapa bahagianya kami menyambut dia kembali dan mengetahui bahwa
dia baik-baik saja. Hanya saja, ada orang yang jahat ingin mengacaukan keadaan.
Belajar
dari peristiwa itu, saya mengambil cermin besar untuk diri saya. Saya tidak
tahu, apa yang akan orang–orang katakan jika saya leave grup yang selama ini saya
ikuti...dan lebih dari itu ketika akhirnya saya akan leave dunia ini. Apa yang
akan orang-orang katakan tentang saya?
Pertanyaan
sederhana, namun butuh perenungan, tindakan yang sungguh dan konsistensi untuk
menjawabnya. Saya tidak tahu, apakah saya mampu menjawabnya hingga akhir usia
saya...
6 komentar
Ya...ya mbak...nggak ada yang nyari Kali saya juga leave grup
BalasHapusMba wid mah pasti dicariin :) ibu kami smuaa
HapusYa...ya mbak...nggak ada yang nyari Kali saya juga leave grup
BalasHapusSuka ...
BalasHapusMakasiih mbak intan ...sdh mampir...alhamdulillah kalau suka:)
Hapusaku suka
BalasHapus