Selasa, Juli 11, 2017

How to Catch the Idea and Get the inspiration

*Sebuah Ringkasan Materi Kelas Fiksi Day 1*

Bagi penulis, ide dan inspirasi adalah kebutuhan pokok. Tanpa ide, tidak akan ada tulisan. Ide dan inspirasi menjadi bahan baku utama sebuah tulisan, dengan ramuan, teknik, dan bumbu-bumbu penyedap lahirlah tulisan memikat pembacanya.

Ide dan sumber inspirasi sebenarnya bertebaran sejauh kita memandang, setajam penciuman, sekuat pendengaran, dan sepeka perasaan kita terhadap sesuatu. Pendeknya, semua hal, benda, kejadian, bisa jadi sumber inspirasi. Jika diklasifikasikan, ada tiga faktor sumber inspirasi yaitu internal, eksternal, atau kombinasi keduanya.

Faktor internal berasal dari kegelisahan yang dirasakan oleh penulis terhadap suatu hal. Faktor eksternal lebih banyak lagi, contohnya kejadian sehari-hari, benda, foto, musik, film dll.

Jika sumber inspirasi begitu banyak, mengapa masih banyak yang mengeluhkan tidak menemukan ide? Hal itu disebabkan karena kurangnya kepekaan dalam menangkap ide. Salah satu tugas penulis adalah menyuarakan keadaan. Jika ia tidak peka, ia takkan menghasilkan apapun, meskipun sumber inspirasi terhampar di hadapannya.

Kalau begitu, yang perlu dilakukan adalah dengan mengasah kepekaan terhadap sekeliling kita. Mari lihat benda-benda di sekitar kita, ambillah satu contoh misal bantal. Mari kita coba asah kepekaan dengan memikirkan: bagaimana jika bantal itu adalah bantal kesayangan milik seseorang yang sebentar lagi akan pergi ke luar negeri untuk kuliah dan bantal tersebut tidak boleh dibawa serta. Bantal yang sejak kecil telah menemaninya meskipun sudah kumal, bau dan tak berbentuk itu kini harus ditinggalkan. Apa kira-kira perasaan si bantal dalam situasi tersebut? Alih alih memikirkan perasaan si pemilik bantal, kita malah memikirkan perasaan si bantal.

Nah, disini terjadi pergeseran obyek pencerita tulisan. Biasanya kita lah yang menjadi obyek pencerita tulisan, sekali-kali ubahlah menjadi benda yang menjadi obyek pencerita dalam tulisan kita. Era literatur sekarang kabarnya adalah tentang  how to live the unlive and how to kill the undeath. Jadi, buatlah cerita dimana bantallah yang bercerita, bukan kita yang bercerita.

Sumber inspirasi yang tak kalah kayanya adalah foto. Foto adalah media yang tidak dibatasi oleh kata, lirik, musik, atau gambar. Beragam interpretasi bisa muncul dari sebuah foto yang sama.

Sampai di sini, kita sudah mendapat sumber inspirasi dan ide. Lantas bagaimana cara menuliskannya? Kesulitan muncul ketika menuliskan ide tersebut. Bisa karena kendala waktu, kosakata, atau ilmu untuk menuangkan gagasan yang mandek. Untuk mengatasi hal tersebut, cobalah untuk menempatkan konflik cerita di awal agar memikat pembaca, bukan di akhir cerita seperti pada umumnya. Buatlah konflik yang berat, tidak biasa, atau yang original sehingga cerita benar-benar menarik. Jika perlu tambahkan bumbu ending twist Dimana konflik tidak jelas apakah sudah selesai atau belum.

Demikian ringkasan materi kelas fiksi yang disampaikan oleh uncle Achmad Ikhtiar dalam kelas fiksi day 1 odop (dengan penambahan seperlunya). Semoga setelah selesai kelas ini, mendapatkan ide bukan perkara sulit lagi. Selamat berimajinasi dan menghasilkan cerpen yang menjerat hati pembaca!

#Odop
#ringkasanmaterikelasfiksi1
#10Juli2017



You Might Also Like

6 komentar