Rabu, November 09, 2016
Berkah Aksi 411
Sejak seminggu
sebelumnya, kabar akan diadakannya
family gathering kantor tempat suami saya bekerja sudah sampai ke telinga anak-anakku.
Tentu saja mereka girang bukan kepalang, karena destinasinya adalah Ancol, Jakarta.
Selain itu, ada rencana terselubung di sela acara gathering,
yaitu pulang ke rumah kami yang lama di Cileungsi. Ya...sekali mendayung, dua
tiga pulau terlampaui lah, hehehe.
Mereka gembira
karena selain akan menginap di hotel dan menjelajah wahana di Ancol, juga ada banyak
hadiah dan game menarik. Dan tentu saja ketika kami “kabur” nantinya dari acara
gathering itu, mereka akan bertemu kawan-kawan lamanya yang sudah dua tahun tak
bersua. Bukan hanya mereka yang riang, saya pun menanti momen itu dengan hati
berbuncah, sebab ini kesempatan langka. Selain untuk bersilaturahim, momen ini
saya manfaatkan untuk temu kangen dan meninjau rumah setelah renovasi ( jiaaahh meninjau! udah
kaya Jokowi aja meninjau proyek saat demo #eh ). Kapan lagi, coba. Bayangkan kalau
berangkat berlima dengan uang sendiri pulang pergi pakai pesawat, kan mahal
book :p. Maka, kami menanti dengan sabar datangnya Sabtu 5 November itu.
Qodarullah, tanggal
4 November bertepatan dengan aksi damai bela Al-Qur’an yang diselenggarakan di
Jakarta. Karena saya ngga ikut aksi,
saya memantau kabar jalannya aksi selepas Maghrib melalui chat dengan beberapa
kawan yang tahu info terbaru di lapangan. Walhasil ketika ada berita tetang
kericuhan massa yang disangka dari kubu HMI dengan polisi terjadi, saya
langsung tahu update infonya. Termasuk ketika ada penjarahan di Luar Batang
oleh warga. ( Belakangan di ketahui bahwa ada provokator yang sengaja menyusup
ke dalam kerumunan demonstran dan membuat kericuhan ).
Kabar terkini
tersebut rupanya diikuti pula oleh petinggi kantor suamiku di Jakarta. Mungkin menurut
pertimbangan mereka, akan ada kericuhan yang meluas yang mengancam keamanan
Jakarta, sehingga akhirnya pada pukul sembilan malam GM menutuskan untuk menunda
acara family day hingga waktu yang belum ditentukan. Ketika pembatalan itu
turun, anak- anak sudah tidur.
Terlalu heran
dan kaget dengan berita itu, kami sempat bingung bagaimana caranya menghibur
anak-anak yang akan kecewa karena batal berangkat. Entah karena kaget atau
memang lola :p, kami tak terpikir apapun selain cara untuk memahamkan
anak-anak. Alhamdulillahnya, tiba-tiba suami ada ide untuk tetap bertolak ke
Jakarta. Karena tiket sudah issued, sangat kecil kemungkinan di cancel oleh admin
kantor, jadi masih tetap bisa berangkat. Hanya saja, kali ini tujuanya bukan
untuk family gathering kantor, melainkan family day sendiri. Ya, kami akan ke Cileungsi,
ke rumah lama kami untuk bersilaturahim dengan tetangga, saudara, teman sekaligus
mengurus rumah sebelum dikontrakkan.
Alhamdulillah,
berkah aksi 411, saya bisa pulang ke kota lagi, dua hari full. Bisa melepas kangen
dengan teman, tetangga , juga kawan lama anak-anakku. Terutama juga bertemu
dengan keluarga adik ipar yang tinggal di Cileungsi, tak jauh dari tempat
tinggalku dulu. Meskipun sangat melelahkan tetapi alhamdulillah kami senang
bisa kembali menginjakkan kaki di rumah penuh kenangan kami. Merasakan lagi
sejuknya air sumur, menginjak rumput taman di depan rumah, menyusuri ruangan
demi ruangan tempat kami beraktivitas mengukir cerita dulu, merasakan lagi hawa
panas dan macetnya Cileungsi.
Alhamdulillah,
maka ni’mat Tuhan yang mana lagi yang kau dustakan?
0 komentar