Selasa, Oktober 25, 2016

                                                             source:  www.otodiddax.com

Mental Dulu, Bisnis Kemudian

Semakin hari, semakin banyak orang yang bertransformasi menjadi pebisnis atau pengusaha. Apalagi di era internet seperti sekarang ini, berbisnis menjadi mudah dilakukan oleh siapa saja, dari mulai anak SD yang jualan slime hingga karyawan kantor yang nyambi jualan batik. Tidak mengherankan kalau kita temui banyak orang yang kelihatanya “tidak bekerja” tetapi punya penghasilan melebihi gaji orang kantoran yang bekerja eight to five setiap hari. Atau, emak rempong tapi tajir melintir dengan bisnis online.
.
Ngaku aja, pasti pengen kan punya bisnis sendiri? Berbisnis itu harus, karena selain sunnah Rasul, ia adalah jalan untuk mendapatkan kebebasan finansial dan kebebasan waktu. Kan kita pengennya selain punya banyak uang juga punya banyak waktu, sih? Jangan kaya Pak Boss yang berangkat subuh-pulang dini hari, sehingga kolam renangnya dipakai renang pembantunya, makanan bergizi tinggi super lezatosnya dimakan sama pembantunya juga. Kata pembantunya: yang rajin ya Pak, kerjanya. Biar saya aja yang renang dan makan-makan. :p
.
Masalahnya berbisnis itu bukan perkara mudah semudah saya menulis kata swarovski. Tidak usah jauh-jauh ke urusan manajemen dan tetek bengeknya. Mau memutuskan bisnis atau ngga aja kebanyakan kita maju mundur, tapi ngga pake syantik kaya Syahrini. Maju mundur bukan karena ngga mau, tetapi karena banyaknya mental block yang meracuni otak kita, yang pada akhirnya menghambat kita untuk bertindak.
.
            Mari kita amati beberapa contoh di bawah ini:
“Saya kan ngga punya modal”
“Saya di kampung, mana ada yang mau beli?”
“Saya ngga ada waktu buat nyambi bisnis, kerja aja udah sibuk banget.”
“Saya mah gaptek..”
“Saya mah lapar.” # eh ngga nyambung ya:D
.
Merasa familiar dengan kalimat di atas? Hehehe, itulah yang disebut mental block. Mental block, adalah hambatan secara mental / psikologis yang menyelubungi pikiran seseorang. Ia dapat muncul dari kekeliruan pengalaman hidup / pergaulan, sisa traumatik masa lalu, sisa luka batin, sisa pengalaman yang tidak mengenakkan ketika kecil maupun karena “kekeliruan” atau kekurangtepatan cara pandang / anggapan terhadap sesuatu bahkan akibat cara belajar/ pendidikan yang tidak tepat ( Wawan E. Kuswandoro, M.Si , www.miracleone.wordpress.com).
.
Mental block sangat berbahaya bagi seorang yang ingin memulai bisnis. Misalnya saja untuk karyawan yang merasa tidak punya waktu untuk berbisnis. Pada saat dia pikir tidak punya waktu, maka bisa dipastikan dia tidak mencari peluang bisnis. Bagaimana mau berbisnis jika mencari peluang saja tidak dilakukan. Atau, jika kita pikir berbisnis itu sulit, dia tidak akan mampu melihat potensi dan kemudahan yang tersedia di hadapannya.
.
Oleh karenanya, langkah pertama untuk memulai bisnis adalah hancurkan dulu mental block yang Anda miliki. Hati-hati dengan apa yang ada di pikiran Anda! Karena apa yang Anda pikirkan akan menjadi nyata. ( Ari Wibowo, Bangun Bisnis Milyaran).
.
Kalau begitu, bagaimana caranya menghancurkan mental block? Ada banyak metode yang bisa anda coba. Harap diingat bahwa menghancurkan mental block mungkin butuh waktu dan proses, tergantung seberapa parah mental block yang Anda derita. Saya akan share dua cara, masih menurut Coach Ari Wibowo, ada dua cara untuk menghancurkan mental block yaitu:
  1. cara internal
buatlah daftar mental block anda, buat dengan jujur dan detail.
Kalau sudah, gantilah setiap poin dari daftar tersebut dengan mental positif
Saya beri satu contoh:
Mental block:
Saya ngga punya modal
Mental positif:
Saya punya akal, saya masih punya dengkul.
Modal kan, tidak harus uang. Saya bisa pakai handphone, halaman rumah, garasi, kreatifitas, dll

  1. cara eksternal
carilah tokoh inspirator yang bisa anda jadikan role model yang kondisiya sesuai dengan anda. Misalkan untuk yang mental blocknya ngga punya modal, Anda cari pengusaha yang berbisnis dari nol bahkan minus tetapi bisa berhasil. Bisa teman, saudara, atau atau tokoh-tokoh lain yang bisa anda cari dengan googling. Sering-seringlah membaca kisah suksesnya, maka insyaAllah energi positifnya akan mempengaruhi Anda.
.
Nah, demikian sedikit sharing saya, semoga ada manfaatnya. Berbagi bukan karena sudah ahli, tapi terutama untuk introspeksi diri.

You Might Also Like

0 komentar